MA Ponpes AlHuda Mayak Tonatan belajar Sampah di TPST 3R Tonatan



Pembentukan Karakter tidak hanya di ruang kelas, kepekaan anak didik dan kemauan belajar merupakan modal anak untuk ditangkap seorang pendidik. Hal ini sebagai pendidik tidak harus memaksakan anak didik dalam belajar untuk memperoleh ilmu melalui metode pemaksaan satu pola belajar.
Sampah sebagai pilihan anak didik dalam suatu kajian dan pengetahuan harus ditanggapi dengan belajar langsung disumber sampah tersebut. Peroperasinya Tempat Pengolahan sampah terpadu Tonatan terbuka untuk sering bagi anak didik untuk mengenal sampah dan potensi sampah. Ada beberapa hal bidang keilmuan dalam sampah yang bisa dijadikan referensi dalam TPST 3R Tonatan.
Mengenalkan sampah dan pengelompokan sampah dari sampah organic dan un organic. Dari sampah juga terdapat mutualis simbiosis dimana terdapat rantai makan. Tumbuhnya set dalam sampah menjadi makanan ikan dan burung. Berubahnya set menjadi lalat juga menjadi makanan pokok wallet yang tentunya air liur wallet dipergunakan menjadi obat dalam kebutuhan kesehatan manusia.
Sampah sebagai peluang bisnis jika semua potensi sampah dapat dikelola sesuai keilmuan yang dibutuhkan. Teknologi pengolahan sampah melalui teknologi pertanian seperti sampah organic dapat menjadi beberapa produk seperti kompos dan granol dan pupuk cair organic. Bidang energy sampah menghasilkan gasmetan yang bisa dipergunakan sebagai pengganti elpiji, selain itu juga bahan organic yang kering dapat diproses dengan teknologi tepat guna yang menghasilkan breket pengganti areng kayu.
Bahaya dan manfaat sampah apabila sampah tidak dikelola tidak disadari oleh masyarakat secara setruktural atau kultur. Perubahan nilai, pola hidup dan minset dalam pekerjaan menjadikan sulitnya mencari orang-orang menekuni pengolahan sampah. Menangani sampah tidak cukup dengan program atau melalui pembelajaran tentang manfaat sampah jika dikelola. Ketauladanan peduli terhadap sampah menjadi awal agar sampah tidak berserakan atau di buang di sembarang tempat perlu dimunculkan.
Sosialisasi dalam penanganan sampah sering kali gagal karena ada beberapa pendekatan yang tidak pernah dilakukan. Pendekatan agama melalui ketauladanan ketokohan dan lingkungan serta dalil yang kuat dalam agama ramah lingkungangan sangat minim disajikan. Budaya masyarakat yang ada dipengaruhi oleh doktrin media, hal tersebut juga sangat sedikit media yang mempublikasikan dan komitmen untuk merubah minset masyarakat untuk merubah perilaku ramah lingkungan dengan memberdayakan sampah.
Fardiyana Rahmayanti ibu satu anak yang setia mengikuti jejak suami mendampingi untuk mengelola sampah di TPST 3R Tonatan. Lulusan S1 fakultas Hukum  UNMER Ponorogo ini dengan setia menjelaskan sampah kepada para pelajar yang datang untuk sering dan belajar tentang sampah. TPST ini dikelola oleh KSM Sekar putih yang dipimpin oleh Suaminya Moch. Hariyanto. Suami saya tidak hanya sibuk mengurusi TPST dia juga aktif sebagai sekretaris Forum Komunikasi Kecamatan Sehat  Kota Ponorogo dan juga sebagai anggota Lembaga LH PC. GP Anor Ponorogo. Disisilain juga dia dipercaya sebagai coordinator KAPAL JATIM Ponorogo yang didirikan oleh pak dhe Karwo. Sehingga ketika suami tidak ada saya harus menjelaskan kepada mereka yang datang ke TPST untuk belajar tentang sampah.
Biasanya sebelum keluar ketika jam berbenturan dengan tamu yang datang di TPST, moch. Hariyanto memberikan beberapa ringkasan tulisan untuk disampaikan kepada tamu dalam chering pembelajaran tentang sampah. Hal tersebut agar pengunjung tidak kecewa.
Seperti yang saya sampaikan ini kepada MA ponpes ALHuda Mayak Tonatan, seluruhnya disiapkan beliau. Setelah penyampian materi saya ajak kelokasi pemilahan sampah agar anak didik tahu persis bagaimana proses pemilahannya.

1 komentar: